Pemanfaatan Sampah untuk Kerajinan Tangan
Pemanfaatan
Sampah untuk Kerajinan Tangan
Engelbertha Savsavubun/ 19310410015
Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A
Essay kedua Ujian Tengah Semester 4 Psikologi Lingkungan
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Secara umum sampah adalah
sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai atau sesuatu yang harus dibuang. Pada
umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan
industri), yang bukan biologis (karena kotoran manusia tidak termasuk di
dalamnya) dan umumnya bersifat padat (karena air bekas tidak termasuk di
dalamnya). Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, sampah
adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk
padat. Sampah merupakan sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan, baik karena
telah diambil bagian utamanya, karena pengolahan maupun karena sudah tidak
memberikan manfaat dari segi sosial ekonomi serta dapat menyebabkan pencemaran atau
gangguan terhadap lingkungan hidup (Hadiwiyoto, 1983)
Sampah dianggap barang yang sudah tidak ada kegunaanya lagi. Pada hal
dengan adanya pengolahan sampah dengan baik, bisa menjadi suatu kerajinan
tangan dan dapat diolah
menjadi kompos dan pupuk sederhana.
Jika menggolongkan sampah berdasarkan sifatnya, maka material sisa tersebut dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu organik (degradable) dan anorganik (undegradable). Sifat ini mempunyai kaitan dengan material buangan dan proses dekomposisinya di alam.
Sampah Organik adalah material sisa yang dihasilkan dari bahan hayati, sehingga mudah terdegradasi secara alami oleh mikroba. Sampah jenis ini sangat mudah membusuk dan biasanya berasal dari sisa makanan, kulit buah, sayur, daun, dan kayu. Material seperti ini banyak dihasilkan di dapur rumah tangga dan pasar.
Sampah Anorganik adalah material sisa yang dihasilkan dari bahan non-hayati berupa olahan tambang dan produk sintetik, sehingga sulit membusuk. Jenis ini tidak mudah terdegradasi oleh mikroba jadi butuh waktu lama agar dapat terurai. Sampah ini bisa berbahan plastik,kaca, logam, keramik, dan kertas.
Dari gambar yang
terterah diatas, sampah dari gelas minuman ringan ini, bisa menjadi suatu
kreasi yang bisa menjadi nilai seni yang sangat menguntungkan bagi masyarakat. Keberhasilan pengelolaan sampah telah
banyak dilakukan oleh masyarakat. Beberapa di antaranya adalah sistem
pengolahan sampah mandiri di MALUKU TENGGARA (KEI)
Di MALUKU TENGGARA
(KEI), masyarakat telah
terbiasa untuk memilah dan memilih sampah sejak dari rumah tangga sampai
kelompok berdasarkan 4 kategori, yaitu sampah kaca/logam, plastik, kertas, dan
B3. Disediakan 4 drum sampah di setiap dasawisma. Selanjutnya, berbagai sampah
tersebut diolah menjadi berbagai produk kerajinan khas yang mempunyai nilai seni dan harga jual yang
tinggi namun tetap terjangkau, seperti dompet, tas, topi, tempat keranjang, dan lain-lain.
Salah satu kebijakan untuk mendukung
pengelolaan sampah di MALUKU TENGGARA (KEI) yaitu “Pembentukan
Pengelolaan Sampah Mandiri maluku tenggara ”.
Dengan adanya kebijakan ini diharapkan setiap warga dapat melakukan pengelolaan
sampah dengan baik.
Pengelolaan sampah serupa juga dilakukan
oleh seorang ibu rumah tangga. Berawal
dari keprihatinan melihat timbunan sampah plastik yang tidak dapat didaur ulang
sehingga mengotori lingkungan, ibu rumah tangga mencoba membuat plastik-plastik bekas menjadi
bahan untuk membuat macam barang., seperti tas, keranjang dan lain-lain, dan
sangat menguntungkan bagi ibu rumah tangga ini.
Referensi:
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/0919151048-3-BAB%202.pdf
Komentar
Posting Komentar